Sabtu, 20 Juni 2009

"Ketika Cinta Bertasbih, Konflik Pelik, Ending Menggantung"

Genre: Drama Islami
Sutradara: Chaerul Umam
Penulis Skenario: Imam Tantowi
Pemain: M. Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Sofia Norin, Meyda Sefira, Andi Arsyil Rahman, Didi Petet, Deddy Mizwar, Niniek L. Karim, Meidiana Hutomo
Rumah Produksi: Sinemart
Rating: *** 1/2


"Ini adalah megafilm pembangkit jiwa yang fantastis dan mengguncang ranah perfilman nasional". Gitu deh kira-kira ringakasan image yang dibangun si empunya film dari setahun yang lalu ketika konferensi pers ihwal dimulainya produksi "Ketika Cinta Bertasbih" (KCB). Keliatannya agak lebay, tapi perkembangan selanjutnya menjelaskan kenapa Sinemart selaku rumah produksi berani ngejamin betapa bagusnya film ini nantinya kalo udah jadi. Hmmm...seems too good to be true. Tapi ternyata Sinemart beserta tim sukses KCB ini bener-bener membuktikan omongan mereka. Dimulai dengan diadakannya audisi buat nyari lima pemeran utama film ini sesuai dengan tuntutan novelnya yaitu Azzam, Anna, Furqon, Eliana, dan Husna di banyak kota besar di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Makassar, Yogyakarta, Padang, Medan, Semarang, Surabaya, dan Pontianak. Khusus Bandung, peserta audisinya mencapai 1.060 peserta, terbanyak dibandingkan kota-kota lainnya. Syuting film juga dilaksanain sesuai dengan tuntutan setting novelnya yaitu Mesir. Makanya jangan heran begitu wargi bandung liat posternya da stempel "ASLI MESIR". Ga cuma itu, ada lagi loh karena KCB ini rencananya bakal diekspor sekaligus ditayangin di 7 negara lain yaitu Brunei, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Mesir, dan Australia. Ini juga yang ngebikin film ini dijuluki "megafilm". Tapi klo boleh zkheey tambahin, yang bikin film ini dibilang megafilm mungkin karena film ini dibagi dua bagian just like its novel. Buat wargi bandung yang udah nonton filmnya pasti tau dong tulisan to be continued di penghujung "KCB 1" disusul cuplikan dari "KCB 2" yang rencanaya bakal ditayangin bulan Juli atau Agustus nanti. Huahahaha... ini film ato sinetron seh???

Agak susah juga dapetin tiket KCB karena mesti rela ditempatkan di pertunjukkan paling akhir. Waktu itu zkheey dateng ke Braga 21 jam 3 sore dengan niat dapet tiket jam 19.00 ehhh...ternyata jam sgitu kursinya udah sold out smua terpaksa deh ngalah ampe jam 21.25. Lebih gilanya lagi ternyata untuk ukuran pertunjukkan paling akhir, jumlah penonton pun super duper penuh, klo ga salah liat kayaknya gada kursi yang kosong deh. Well, cukup buat prolognya. Let's review the movie... adalah Azzam dan Anna, dua tokoh sentral di film ini yang sebenarnya saling jatuh hati tapi terpisah oleh keadaan. Azzam (M. Kholidi Asadil Alam) adalah seorang mahasiswa asal Kertasuro, Solo, Jawa Tengah yang kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir. Azzam ini mau ga mau jadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal dan mesti menghidupi ibu dan 3 orang adiknya. So, diapun rela jadi pedagang tempe dan baso supaya bisa kirim uang buat keluarganya di kampung. Akibatnya, kuliah S1-nya molor ampe 9 tahun. Tapi Azzam ini bukan pedagang biasa loh, langganannya adalah para pejabat KBRI di Mesir dan juga tokoh-tokoh agama terpandang asal Indonesia di Mesir. Situasi inilah yang mempertemukan Azzam dengan Eliana (Alice Norin) anak kedubes RI di Mesir. Sebenernya Azzam dan Eliana ini saling tertarik, cuma Azzam agak jengah sama sifat dan kelakuan Eliana yang westernist dan jauh dari nilai-nilai islami. Wajar, karena Eliana adalah lulusan universitas di Inggris dan beberapa mantan pacarnya adalah pria bule. Tapi sebagai pria normal, Azzam ga bisa menafikan kecantikan Eliana yang membuatnya kalang kabut. Sampe-sampe di satu percakapan dengan Eliana, Azzam ngebayangin betapa cantiknya Eliana kalo menutup auratnya dan berjilbab. Hal yang bikin si Azzam ini bete adalah niat Eliana yang mo kasih french kiss atas bantuan Azzam sebagai juru masak di tiap acara kedutaan. Dari sini, Azzam mulai menjauh dan Eliana justru meradang sama perlakuan Azzam. 

Di sisi lain, secara ga sengaja Azzam ketemu sama Anna Althafunnisa (Oki Setiana Dewi) dan sobatnya Erna di satu bus kota. Anna yang baru aja lulus S1 di Alexandria dan ngelanjutin S2 di bidang syariah Al Azhar, gatau dimana letak Daarut Tauzi, tempat dimana dia mo beli kitab. So, diapun nanya letaknya ke Azzam yang saat itu duduk di seberang kanannya. Setelah itu, Azzam yang ada di dalem taksi sehabis beli kedelai di pasar nemuin Anna dan Erna lagi kebingungan di pinggir jalan. Ternyata Erna kecopetan dan duitnya abis semua. Sementara buku-buku yang baru aja dibeli Anna juga ketinggalan di dalem bus. Azzam pun nolong kedua cewek ini dan berhasil ngedapetin buku-buku Anna lagi. Kejadian ini yang ngebuat Anna naksir Azzam, walopun keduanya belum pernah kenalan dan ga tau latar belakang masing-masing. Tapi sebenernya Azzam udah ngedenger soal Anna yang anggun dari sopir Eliana yang diperanin Didi Petet. Kang Didi bilang kalo Anna adalah putri seorang kyai pemilik pondok pesantren terkenal di Solo yang juga kampung halaman Azzam. Cerita kang Didi ini cukup ngebuat Azzam tertarik dan berniat ngelamar Anna. Sayangnya, Azzam mesti gigit jari karena ternyata Anna udah dilamar duluan sama Furqon (Andi Arsyil Rahman) yang juga sobat Azzam yang kaya raya dan udah ngedapetin gelar master. 

Hmm...dari sini aja wargi Bandung udah bisa ngerasain gimana peliknya plot yang dibangun sama Chaerul Umam dan Imam Tantowi atas arahan Kang Abik. Karena emang selain konflik cinta segi empat masih banyak lagi konflik yang muncul dari temen-temen seasrama Azzam maupun konflik yang terbangun di sekeliling empat pemeran utama lainnya. Misalnya aja Furqon yang dijebak dan terkena virus AIDS trus ada kisah cinta Lucky Perdana dan Tika Putri yang sad ending, dll. Konflik-konflik sekunder ini seakan mo merusak konsentrasi penonton buat nongkrongin konflik utama lima pemeran utamanya. Akibatnya, baru sejam nonton zkheey udah ngerasa dua jam duduk di kursi 21. Berat, penuh, dan berisi. Apalagi dengan dialog-dialog pemerannya yang 90% dijiplak asli dari novelnya. Dialog panjang ini juga ngebikin bosen penonton yang ga seneng film dengan genre drama. Sepertinya sang sutradara pengen ngebuai dengan dialog-dialog panjang nan lambat dengan tujuan agar penonton bisa menyerap isi dan makna dialog itu. Tapi toh hasilnya ga selalu berhasil.  

Anyway, yang cukup positif dari film ini adalah pemandangan-pemandangan asli Mesir yang disisipin cukup banyak di awal film. Ada pemandangan laut merah, piramida, sungai nil, pemandangan sisi laut hotel tempat Azzam menginap dan banyak lagi yang bisa dibilang luar biasa dan amazing. Di sisi lain, warna frame atau tone film dibuat agak redup dengan dominasi warna kuning. Banyak yang menyayangkan hal ini karena jadi kliatan jadul dan klasik. Ditambah plot yang pelik, semakin menambah bosen film ini. Spekulasi pun muncul, apa gara-gara Chaerul Umam ini baru aja turun gunung bikin film lagi dan beliau gatau perkembangan film nasional sekarang. FYI, beliau terakhir dapet predikat sutradara terbaik di FFI 1992 dalam film "Ramadhan dan Ramona". Tapi justru pujian selangit dateng dari si empunya novel, Kang Abik yang bahkan ngasih predikat summa cum laude. Beliau emang sangat puas sama KCB yang 90% ceritanya sama dengan novel. Beda sama "Ayat-Ayat Cinta" (AAC) yang lebih pop dan komersil. Sayangnya, Zkheey ga bisa bahas soal ending neh. Banyak yang kecele karna gatau klo film ini dibagi dua. Intinya mirip-mirip sinetron lah pake ada tulisan "to be continued" dan cuplikan KCB 2 segala. So, endingnya masih menggantung. Apakah Azzam nantinya bakalan dapetin Anna setelah dya tau klo Furqon kena AIDS. Trus gimana pula dengan nasib cinta Eliana dan Azzam??? Semuanya bakal dijawab di KCB 2 mendatang. Yang jelas, ampe hari ini 700.000 orang dah nonton ni film dan buat dapetin angka 1 juta kayaknya ga sulit karena pembaca novelnya sendiri lebih dari segitu. Lastly, alesan zkheey ngasih 3 1/2 bintang buat film ini adalah karena zkheey ngerasa nyaman aja nonton film ini. Walopun plotnya berat dan pas nontonnya mendekati tengah malem, tapi zkheey ga ngerasa ngantuk sama sekali. Khusus dua jempol buat Oki Setiana Dewi, sang pemeran Anna yang berakting super cantik di film ini. Sumpah ni cewe inner beauty-nya keluar banget. Kayaknya kita mesti ngasih penghargaan buat keseriusan tim KCB menghadirkan film yang berkualitas. Kalo Hollywood punya "Terminator Salvation", "Harry Potter" dan ""Transformers 2" sebagai Box Office dunia taun ini. Indonesia punya "KCB" dan "Sang Pemimpi" yang kayaknya bakal laris manis taun ini. CU in "KCB 2". (Zkheey)  

No response to “"Ketika Cinta Bertasbih, Konflik Pelik, Ending Menggantung"”

Leave a Reply