
Sutradara: Arie Aziz
Penulis Skenario: Koko Sunarso, Manoj Kumar Samtani
Pemain: Aming, Fahrani, Reza Rahardian, Nani Wijaya
Rumah Produksi:PT. Kanta Indah Film
Rating: *1/2 dari ***
Ini film bener-bener "shocking"!!! wargi bandung ada yang udah nonton filmnya??? "Shocking" banget kan??? Dengan memperhatikan dua tanda petik di kata shocking, wargi bandung bisa menilai filmnya seperti apa. Why oh why...kalo dibandingin film-film yang pernah dibintangin Aming dan Fahrani sebelumnya yaitu "Doa Yang Mengancam" dan "Radit & Jani" jelas-jelas "Perjaka Terakhir" bukan gabungan kedua film tersebut dengan rating "Superhero". Yup, it was too bad for me and all the viewers too for sure.
Sebagai penggemar berat Fahrani dan kekonyolan Aming, zkheey ngerasa wajib nonton film ini. Ngebayangin gimana jadinya ya kalo keduanya nyatu dalam satu frame film bergenre setengah seks. Lah gataunya ko so bad bgini..Here are the reason:
1. Setting utamanya bunderan HI dengan latar belakang Pacific Place Grand Indonesia yang udah jutaan kali dipake di film atau sinetron.
2. Opening film yang ujug-ujug (tiba-tiba)
3. Pertunjukan gebuk-gebukan yang ga nyambung sama tema filmnya.
4. Akting Aming dan Fahrani yang ala kadarnya
5. Ending yang gitu deh...
Bener-bener ga ngerti kenapa dua orang pemeran utamanya mau nerima naskah film ini??? apa gara-gara duit??? kita semua tau kalo Aming dan Fahrani berakting sangat mumpuni di film-film yang zkheey sebut di atas. Buktinya mereka bisa dapet gelar aktor dan aktris terbaik lewat film-film itu. Alah...heran... Ada beberapa hal yang bisa diceritain di film ini yaitu kepribadian cowok dan cewek yang saling ketuker, sama kisah geng debt collector sangar yang ga segan-segan mencabut nyawa nasabahnya yang ga bisa bayar!!! Opening filmnya pun ngebingungin, langsung aja gitu ada shot bunderan HI, Grand Indonesia, dan baligo gede dengan foto anggota Geng Mawar Hitam. Setelah itu ada shot Ramya (Aming) yang ngendarain motor colorfulnya, riweuh, dengan busana selayaknya banci. Si Ramya ini pun digodain dua orang cowok yang nongkrong di taman kota. Di sisi lain ada gerombolan tukang pukul yang lagi ngabisin sepasang suami istri karena ga bisa bayar utang. Ramya pun niat nolongin suami istri itu. Dia pun minta tolong sama Sigi (Fahrani) dan kedua orang sepupunya yang lewat disitu. Lucunya mereka bertiga ga ngegubris permintaan Ramya sambil bilang kalo sebenernya semua itu cuma syuting candid camera sebuah reality show. Apaan seh??? wargi bandung ngerti ga??? ajaib banget kan openingnya. Kayaknya sang sutradara sengaja bikin begini demi menghemat durasi dan biaya.
Ga dinyana, sigi ternyata anggota geng debt collector bengis bernama "Mawar Hitam" yang akhirnya pun diangkat sama Om Toro menggantikan dirinya sebagai pemimpin geng tersebut. Sementara Ramya adalah seorang guru tari salsa dan aerobik yang sedari kecil bergaul sama cewek. So, Sigi yang selalu dikelilingin cowok perangainya pun sangar dan tomboy just like a man. Sebaliknya, Ramya seorang yang kemayu, genit, dan rapuh. Lucunya, berulang kali si Ramya ini bilang kalo dirinya ga suka "batangan" begitu dia digoda atau diganggu preman-preman. Sepertinya ini adalah penegasan kalo ga semua "banci" atau pria seperti dirinya ga bisa disamaratakan menyukai sesama jenis. pusing yah??? hahaha... Penampilan menarik justru disuguhkan Sigi. Sebagai bos geng, dia sanggup berkelahi walopun dikeroyok banyak orang sekalipun. Sempet kliatan kalo di beberapa shot dia digantiin stuntman. Tapi shot-shot dari depan memperlihatkan kalo dia ngelakuin semua adegan berantemnya sendiri, That's great. Sayangnya zkheey ngerasa alur geng-gengan ini ga nyambung sama judul filmnya yang membahas keperjakaan. Seperti ada missing link antara keduanya. Ramya yang kemayu terlihat sangat kalah power dari Sigi yang gahar. Berkali-kali Ramya ditolak "bersenggama" oleh Sigi yang terpaksa nikahin Ramya atas paksaan maminya (Nani Wijaya) yang udah ga sabar pengen dapet cucu. Ramya pun frustasi dan minta cerai, terlebih pas dia tau kalo Sigi adalah pemimpin Mawar Hitam, geng debt collector yang dulu ngebunuh bokapnya. Karena itulah Ramya takut sama debt collector dan main sama cewe terus.
Ada titik balik dari masa lalu keduanya yang ternyata saling sayang. Ramya ternyata adalah si penulis puisi di kertas ulangan Sigi. Mereka dulu ternyata satu SD, tapi ga pernah ketemu karena keduanya belajar di waktu yang beda. Puisi yang ditulis di belakang kertas ulangan Sigi yang nilainya 4 itu pun disimpen baik-baik dan berharap suatu saat dia bisa ketemu sang penulis puisi. Dialog di kamar tidur Sigi itu pun 180 derajat ngerubah sifatnya yang tadinya cuek dan gahar jadi "cuek dan gahar" di atas ranjang. Next, Ramya pun terlibat dalam kegiatan promosi geng Mawar Hitam yang berusaha merubah image kriminal geng tersebut di masyarakat. Terus ada satu adegan Ramya nyanyi rap dengan penari-penari di belakangnya, juga Sigi dan kedua sepupunya (yang biasa main sinetron) yang ikut-ikutan nari. Penting ga seh??? OMG..yah mirip-mirip intermezzo di film-film komedi Hollywood lah. Perselisihan Mawar Hitam dengan geng Piratez pimpinan Gery (Reza Rahardian) yang ga suka dengan perubahan image itu pun digambarkan dengan gamblang. Malahan ada pertandingan sepak bola dengan durian sebagai bolanya. Well duren-durennya bikinan komputer doang seh...gtu deh...any comment?? (zkheey)
No response to “"Perjaka Terakhir, What A Shocking Scum!!!"”
Leave a Reply