
Sutradara: The Mo Brothers (Timothy Tjahyanto & Kimo Stamboel)
Pemain: Shareefa Daanish, Julie Estelle, Imelda Therrine, Arifin Putra, Ruli Lubis, Sigi Wimala, Ario Bayu, Mike Lucock, Daniel Mananta, Dendy Subangil, Aming
Rumah Produksi: Gorylah Pictures, Merah Production, Guerilla Visuals, Nation Pictures, Mediacorp Raintree Pictures
Rating: **** dari *****
Ga mungkinlah zkheey cuma ngasih rating tiga buat film yang udah ditunggu-tungu dari setahun lalu. Gile bener ni film lama banget munculnya. Katanya April 2009, mundur lagi ke Oktober 2009, dan sekarang dijadwal rilis 22/1/10. Di Bandung sendiri filmnya mulai tayang tanggal 21/1 kemaren. Jadi gimana neh pendapatnya wargi bandung??? puas??? atau malah ketakutan??? Reaksi penonton emang beragam. Ada yang kapok makan steak, muntah-muntah, ngeri ngeliat banjir darah di film ini, dll. Zkheey sendiri alhamdullilah ga ampe segitunya seh. Proyek prestisius The Mo Brothers ini emang patut diapresiasi dengan antusias. Ucapan selamat setinggi-tingginya buat Ibudara (Shareefa Daanish) yang dapet gelar Best Actrees di Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) Juli 2009 kemaren gara-gara akting sadisnya di film ini.
Simpelnya, "Rumah Dara" (RD) punya penokohan yang jelas. Layaknya dua kubu di ring tinju, RD punya kubu antagonis dan protagonis. Kubu antagonis diisi Dara (Shareefa Daanish) sang ibu yang dingin, misterius, tajem, menakutkan, abis deh kata-kata zkheey buat deskripsiin dia; Maya (Imelda Therrine) anak perempuan Dara yang cantik, seksi, dan menggoda; Adam (Arifin Putra) anak laki-laki Dara yang tampan, dingin, misterius, tapi ternyata seorang psikopat dan pemburu; Armand (Ruli Lubis) anak sulung Dara yang gemuk dan ga pernah ngomong. Tapi dialah sang penjagal korban-korbannya. Sementara itu di kubu protagonis diisi Ladya (Julie Estelle) tokoh utama sekaligus pemimpin kelompok yang bertahan ampe akhir cerita; Adjie (Ario Bayu) kakak Ladya; Astrid (Sigi Wimala) istri Adjie yang lagi hamil delapan bulan; teman-teman dekat Adjie yaitu Eko (Dendy Subangil) yang jadi penyebab bencana malam itu, Alam (Mike Lucock) yang suka sama Ladya, dan Jimmy (Daniel Mananta).
Pusing dengan penokohan di atas??? jangan, wargi bandung gakan peduli sama kisah pribadi para pemeran protagonisnya. Karena yang ada di RD adalah perjuangan ngindarin gergaji mesin pemotong pohon, celurit, belati, samurai, tusuk konde, hak stiletto, dan benda tajem lainnya. Yup, bahkan hak sepatu pun bisa dijadiin senjata di film ini. Buat wargi bandung yang ga tahan liat lautan darah atau adegan-adegan sadisme radikal RD, siap-siap tutup mata sepanjang film deh. But for me, yang paling menakutkan adalah ekspresi mata Ibu Dara (Daanish) juga voice tone rendah dan pelan yang bikin tambah mistis dan menunjukan kalo dia adalah pusat dari segala ketakutan. Sekilas ekspresi dan suaranya mirip-mirip Suzanna di film-film box officenya. Keren banget lah. Hmmm...kalo aja Eko ga nerima permintaan Maya buat dianterin ke rumahnya, pastilah semua gakan menemui ajalnya di rumah itu. Rumah yang ternyata diisi para penganut sekte "The Serpent". Sekte yang senantiasa ngumpulin stok daging segar untuk mencapai "keabadian", "immortal", alias ga akan pernah mati. Sekte ini punya simbol lingkaran ular sama persis sama tato di leher kiri Ladya. So, apakah Ladya juga penganut sekte "The Serpent"??? I have no idea. Jawabannya mungkin terkuak di sekuel RD yang kedua atau ketiga entar. Yup, di press conference kemaren The Mo Brothers bilang klo RD akan dibuat trilogi. I can't wait that!!! huhuhu...
Astrid pun diracun teh peluruh kandungan, Alam digores belati Maya dan akhirnya sukses dijagal Armand. Sementara Eko, Jimmy, dan Ladya dikurung di ruang tunggu tempat jagal. Gile benerrrr ini film apa VCD pertunjukan Idul Adha??? Berikutnya Ladya ketusuk panah Dara, Jimmy lehernya diputer Adam ampe mati, dan Adjie ampir mati keabisan darah. Hmmm...kurang ngeri gimana coba???? The Mo Brothers sendiri ngaku kalau mereka penggemar film-film klasik semacam “Psycho” dan “The Texas Chainsaw Massacre" dan berniat menggebrak tren horor Asia Timur yang lembut. Jadi ga heran kalo ada adegan-adegan menjijikan kayak di rangkaian film "Saw". Camkan ini!!! RD bergenre horor thriller. Genre yang menurut zkheey mengaduk emosi dan kengerian penontonnya dengan kehadiran tokoh antagonis yang sadis dan menakutkan. Tokoh antagonis disini diwakilin sama Dara. Film lain yang bergenre sama misalnya "I Know What You Did Last Summer" atau tokoh "Freddie Krueger" si jari pisau dan "Jason". Lebih jauh lagi RD punya sub-genre 'slasher' alias film yang nampilin adegan irisan, sayatan, gorokan, potongan, kepala menggelinding, dll. So, jangan samain RD dengan sepasukan film horor lokal ber-tagline "HANTU A,B,C,D" karena emang sama sekali gada hantunya. Okeh????
Well, kalopun mo dicari kekurangannya mungkin ada di scoring dan editing yang kurang megang. Kayaknya sepanjang film zkheey ga denger backsound yang ngedukung adegan-adegan sadis para antagonis itu. Kalopun ada palingan lagu keroncong jaman penjajahan yang dipake di adegan makan malem. Editingnya juga kurang rapi. Mungkin karena masalah sensor (klasik abisss) dari BSF yang susah banget diurusnya ampe molor setaun. Tapi selebihnya, poool abieeessss!!! RD sekarang ada di daftar film horor Indonesia berkualitas barengan "Jelangkung", dan trilogi "Kuntilanak". (Zkheey)
Pemain: Shareefa Daanish, Julie Estelle, Imelda Therrine, Arifin Putra, Ruli Lubis, Sigi Wimala, Ario Bayu, Mike Lucock, Daniel Mananta, Dendy Subangil, Aming
Rumah Produksi: Gorylah Pictures, Merah Production, Guerilla Visuals, Nation Pictures, Mediacorp Raintree Pictures
Rating: **** dari *****
Ga mungkinlah zkheey cuma ngasih rating tiga buat film yang udah ditunggu-tungu dari setahun lalu. Gile bener ni film lama banget munculnya. Katanya April 2009, mundur lagi ke Oktober 2009, dan sekarang dijadwal rilis 22/1/10. Di Bandung sendiri filmnya mulai tayang tanggal 21/1 kemaren. Jadi gimana neh pendapatnya wargi bandung??? puas??? atau malah ketakutan??? Reaksi penonton emang beragam. Ada yang kapok makan steak, muntah-muntah, ngeri ngeliat banjir darah di film ini, dll. Zkheey sendiri alhamdullilah ga ampe segitunya seh. Proyek prestisius The Mo Brothers ini emang patut diapresiasi dengan antusias. Ucapan selamat setinggi-tingginya buat Ibudara (Shareefa Daanish) yang dapet gelar Best Actrees di Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) Juli 2009 kemaren gara-gara akting sadisnya di film ini.



Well, kalopun mo dicari kekurangannya mungkin ada di scoring dan editing yang kurang megang. Kayaknya sepanjang film zkheey ga denger backsound yang ngedukung adegan-adegan sadis para antagonis itu. Kalopun ada palingan lagu keroncong jaman penjajahan yang dipake di adegan makan malem. Editingnya juga kurang rapi. Mungkin karena masalah sensor (klasik abisss) dari BSF yang susah banget diurusnya ampe molor setaun. Tapi selebihnya, poool abieeessss!!! RD sekarang ada di daftar film horor Indonesia berkualitas barengan "Jelangkung", dan trilogi "Kuntilanak". (Zkheey)
No response to “"Rumah Dara, Saat Semuanya Gakan Baik-Baik Aja"”
Leave a Reply