Kamis, 12 Maret 2009

"KambingJantan, Kisah Cinta Kambing dan Kebo"

Genre: Dramedi
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis Skenario: Salman Aristo, Mouly Surya, Raditya Dika
Pemain: Raditya Dika, Herfiza Novianti, Edric Tjandra, Sarah Savitri, Meity Josefina, Pong Hardjatmo, Catherine Purling
Rumah Produksi: Indika Pictures
Rating: **1/2


Satu lagi film yang diangkat dari buku best seller. Kali ini sutradara Rudi Soedjarwo mengadaptasi sebuah buku kumpulan blog karya Raditya Dika yang punya judul "KambingJantan, Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh" ke layar lebar dengan judul "KambingJantan, Sebuah Film Pelajar Bodoh". Kalo diliat lebih jauh, pemberian judul ini cuma menyesuaikan formatnya ja seh, ga nyambung lah sebuah film dikasih judul 'Sebuah Catatan Harian'. Bicara bukunya, I LOVE IT so much!!! everybody has it too. Bisa dibilang Dika adalah pelopor blogger yang mengumpulkan tulisannya ke dalam satu buku. Sampul buku warna ijo dengan cover kocak kambing berkepalakan manusia (ala Spinx dengan kepala Dika sendiri) buat semua orang termasuk zkheey pengen beli bukunya. Buat zkheey yang penggemar berat sastra populer idealis karya Seno Gumira Adjidarma, Djenar Maesa Ayu, dan Nova Riyanti Yusuf (noriyu) KambingJantan bisa dibilang catatan sinting. Gimana bisa kalo kehidupan kita sehari-hari diceritain secara kocak dan punya arti penting buat hidup kita sendiri. Well, itulah gaya Dika...melihat kehidupan normal sehari-hari dari sudut pandang komedian dungu. Semua hal bisa dibikin ketawa ma dya. Dijamin pas halaman pertama kamu baca, langsung ngakak keras hahahahahahaa. buat kamu yang belom punya bukunya and penasaran, GO get it guys!!!

Nah sekarang bicara soal filmnya. Zkheey saranin lupain bukunya dan konsen nonton filmnya. Why? karena meskipun ini film adaptasi buku tetep aja buku dan film itu dua dunia yang berbeda. Salman Aristo sang penulis skenario emang bikin film ini beda sama bukunya persis ma gawean kang Salman sebelumnya di film "Jomblo", "Ayat-Ayat Cinta", dan "Laskar Pelangi" yang laris manis di pasaran. Skenario film ini juga didukung Mouly Surya, sineas muda perempuan yang taun kemaren diganjar piala citra sebagai sutradara terbaik lewat film "Fiksi". Disini Mouly ikut andil bikin simbolisasi, metafora, dan sentuhan komedi tanpa slapstick. Kayaknya seh adegan nelpon SLJJ antara kambing and kebo yang disimbolisasi seakan-akan mereka ada dalam satu ruangan dengan pemandangan bulan purnama adalah kerjaan Mouly. Cerita film ini berkutat soal LDR (long distance relationship) antara kambing (Raditya Dika) and kebo (Herfiza Novianti). Susahnya kambing nelpon kebo akibat harga kartu telpon yang mahal. Ampe akhirnya kambing kena batunya karena duitnya abis n mamahnya (Meity Josefina) nyuruh dia mutusin kebo. "Mama, ga punya budget buat biaya sayang-sayangan kamu" gtu kata mamanya. Kambing setelah lulus SMA mesti kuliah finance di Adelaide, Australia atas hasil voting keluarganya. Sementara papanya (Pong Hardjatmo) lebih pengen dia jadi dokter spesialis kandungan. Kebo ngambek bilang ga bisa LDR. Lucunya kambing gak tau arti LDR n dia search di internet dan ketemu istilah Long Dick Reduction haahahaha.... Parahnya lagi finance adalah bidang yang teramat asing buat kambing. Sally Dickson (Catherine Purling), dosen kambing yang killer pun bilang kalo dia ga punya muka buat belajar finance. Hasilnya, nilai mata kuliah kambing jeblok semua. Gimana gak? tiap ari kerjaannya cuma maen sama Harianto (Edric Tjandra), sahabat kambing asli Kediri yang superkocak and bikin film ini cukup berwarna. Disuruh ngerjain essay finance, kambing malah bikin cerpen soal uang. So, wajar aja!!!  

Konflik muncul pas kebo diterima di jurusan sastra china UI. Kuliahnya ini bikin kebo mengagung-agungkan dunia sastra dalam arti denotatif terutama sastra china. Wargi bandung bisa menangkap hal ini dari cara kebo mengungkapkan pemikiran Lao Tze dan pernyataan bahwa sastra adalah dunia yang serius. Hal ini tentu aja berbanding 180 derajat sama dunia kambing yang hanya menulis blog dari cerita sehari-harinya yang dituturkan dengan kocak. So tiap kebo nyerocos soal sastra china, kambing bete berat. Puncaknya waktu mereka sama-sama nyerahin draft naskah buku mereka ke penerbit Gagas Media. Kebo yang optimis karena punya channel di penerbit ini justru naskahnya ditolak karena terlalu berat dan ga komersil. Sebaliknya, naskah KambingJantan kambing justru lolos dan di ending cerita Rudi menggambarkan gimana suksesnya buku ini di pasaran. Sifat kebo yang mulai beda bikin kambing memalingkan mukanya ke Ine (Sarah Shafitri), korban surat cinta kambing semasa SD. Gak sengaja mereka ketemu di toilet restoran china yang juga tempat kambing dan kebo ketemuan. Kambing and Ine sempet HTS-an walaupun akhirnya kambing kembali ke pangkuan kebo. Sayangnya, akhirnya kambing milih ngorbanin hubungan mereka. Kambing ga tahan dengan sikap kebo yang pengen dia dateng ke Jakarta dan jadi hadiah ultahnya tanggal 22 september 2004. Kambing malah pergi ke Melbourne dan terus terang sama mamahnya kalo dia udah ga bisa lagi kuliah finance dan pengen jadi penulis. Di akhir cerita wargi bandung bisa ngeliat pilihan hidup seorang kambing untuk jadi penulis pasca kesuksesan bukunya, "KambingJantan" dan "Cinta Brontosaurus".

Monolog di opening film yang diisi Dika sendiri ngingetin zkheey sama monolog opening film "Jomblo" yang diisi Christian Sugiono. Alur cepat di 15 menit pertama film cukup ngebuat zkheey ketawa lebar. Sayangnya film ini adalah hal yang berseberangan sama mesin diesel, dimana makin mendekati ending, alur film justru makin lambat dan serius. Buat zkheey, ini kekurangan filmnya karena ga bisa ngejaga emosi penonton yang udah naik di awal film. Selain itu, sorry to say dika, akting kamu hambar alias gada greget. Gaya akting dika di film ini sekilas mirip gaya Ringgo Agus Rahman dengan kekuatan gesture dan muka konyolnya. Seperti kang Rudi bilang di salah satu wawancaranya, ternyata akting menjadi diri sendiri itu susah loh. Mungkin dika anggap itu dirinya, tapi ternyata bukan. Yah, selamat belajar akting ya dika. Kesulitan lain dalam pembuatan film ini adalah bagaimana sebuah curhatan di blog yang dibukukan ditransformasi ke dalam skenario film. Disinilah tugas kang salman dan mouly buat menciptakan nyawa film ini. Terpilihlah kisah LDR antara kambing dan kebo jadi fokus cerita disertai metafora mouly yang cukup menghibur. Buat zkheey, metafora ikan koki bernama rasty sebagai pengganti kebo di apartemen kembing, geng shanghai babes kebo yang kocak, juga janji LDR kambing dan harianto punya andil gede dalam film ini and I like it a lot!  

Overall, film ini cukup menghibur and that's it. (Zkheey)

One response to “"KambingJantan, Kisah Cinta Kambing dan Kebo"”

Anonim mengatakan...

Filmnya lumayan OK lah, walaupun emang mirip Komblo banget.

Leave a Reply